Rengel.desa.id – Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting muncul sebagai risiko malnutrisi jangka panjang diawali dari masa prakonsepsi hingga 1000 HPK. Dampak masalah stunting di Indonesia sendiri tidak hanya menimbulkan dampak kesehatan, melainkan juga berdampak pada ekonomi.
Rembuk stunting merupakan pertemuan dalam rangka pelaksanaan percepatan dan pencegahan stunting. Bertempat di Balai Desa Rengel, dilaksanakan rembuk stunting bersama calon pengantin (catin) pada Selasa (29/08/2023). Turut hadir dalam giat tersebut antara lain Kepala Desa Rengel, Perangkat Desa, Bidan Desa, tim pendamping keluarga, posyandu, tokoh agama dan calon pengantin.
Kepala Desa Rengel, Mundir menyatakan dalam sambutannya,”Pertemuan rembuk stunting untuk calon pengantin ini sangat penting untuk dilakukan, karena sebagai salah satu upaya pencegahan stunting ke depannya. Saya berharap kepada kader posyandu dan tim pendamping keluarga dapat mempunyai data anak dengan kondisi stunting sesuai dengan kondisi real (nyata) yang ada di Desa rengel. Sehingga ke depannya dapat tercapai program stunting yang tepat sasaran dan bisa tuntas di tahun 2024 sesuai dengan target pemerintah pusat.”,terang beliau.
Selanjutnya Bidan Desa Rengel, Umi Rokhaniati memaparkan materi sosialisasi tentang stunting kepada catin. Beliau menjelaskan bahwa stunting dapat dicegah melalui 3 (tiga) hal penting yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Untuk mencegah stunting, catin wajib memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik, memahami informasi yang benar tentang kapan akan memiliki anak. Termasuk jumlah anak dan jarak kelahirannya serta pola asuh yang tepat.
Kegiatan berlangsung lancar sampai dengan selesai. (alf)